Nama-nama tersebut tentu baru desas-desus yang berkembang di masyarakat.Mengenai kebenaran dan kepastian mungkin bisa di tanyakan langsung dengan orang yang bersangkutan,karena merekalah yang berhak menjawab desas desus yang berkembang di masyarakat,atau kita bisa menunggu nanti pada waktu penjaringan BALON Kepala Desa.
Bapak-bapak,Ibu-ibu,Mas-mas,Mbak-mbak dan saudara-saudaraku pastinya sudah memiliki bayangan akan memilih siapa nantinya.Sedangkan Bapak-bapak,Ibu-ibu,Mas-mas,Mbak-mbak dan saudara-saudara sekalian yang belum memiliki BALON Kepala Desa ,ada baiknya melihat dan mencermati sepak terjang nama-nama yang sudah bermunculan di tengah masyarakat.
Bukankah nama-nama yang hangat di tengah masyarakat itu sudah tidak asing lagi bagi kita. Ada yang pernah memimpin dan sedang memimpin (berkuasa). Dengan melihat sikap, prilaku dan caranya memimpin kita bisa menilai sesorang, apakah dia layak menjadi pemimpin atau tidak.Makanya dalam tulisan ini saya tidak akan menyebutkan nama atau siapa yang pantas menjadi kepala desa Tlogorejo. Saya justru ingin mengajak teman-teman mendiskusikan kriteria bakal calon kepala desa yang layak memimpin desa kita kedepan.
Berikut Lima Kriteria Bakal Calon Kepala Desa Yang Harus Jadi Pertimbangan Warga Masyarakat
Pertama, jujur dan amanah.
Dia harus berani berkata jujur dan tidak membohongi rakyat. Bukankah agama memerintahkan kita untuk berkata jujur. Apa lagi seorang pemimpin. Pertanggungjawaban seorang pemimpin itu bukan hanya kepada rakyat yang dia wakili tapi juga kepada Allah SWT. Amanah disini maksudnya, ia mampu menjalankan pemerintahan berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
Kedua, transparan.
Dia harus transparan (terbuka) akan keuangan dan program yang sedang dijalankan. Dia tidak boleh menutup-nutupi jumlah anggaran program baik berasal dari pemerintah maupun yang dikumpulkan dari masyarakat.
Masalah transparansi ini,yang belakangan ini sering menjadi masalah ditingkat desa. Banyak kepala desa dan kepala dusun dipecat atau diminta mundur oleh masyarakat karena dianggap tidak transparan dan menyelewengkan keuangan desa. Dan kita tidak ingin hal itu terjadi didesa kita.
Masyarakat sekarang sudah pintar-pintar dan kritis. Karena mereka sudah banyak yang bisa mengenyam sekolah tinggi. Jadi mereka tahu mana anggaran yang benar dan mana program abal-abalan atau bohong-bohongan.
Ketiga, netral.
Ia harus netral ditengah masyarakat. Bukan berbuat atas tekanan dan intimidasi dari pihak tertentu. Bukankah masyarakat desa Tlogorejo sekarang masih kurang rukun karena pilkades dulu. Ada sunnah dan bid’ah. Ada pengikut ini dan pengikut itu. Maka kalau terjadi perselisihan atau konflik, maka kepala desa harus bisa menetralisir atau mendamaikan dan merukunkan kembali kedua pihak.
Keempat, berani berkorban untuk rakyat.
Seorang kades atau kepala desa sejatinya adalah pelayan rakyat karena ia diberikan jabatan dan gaji dari uang pajak rakyat. Maka seorang kades atau kepala desa harus memiliki mental pelayan bukan mental pejabat atau bos. Jadi bagaimana dia bisa membela rakyat kalau tidak berani berkorban untuk rakyat.
Kelima, tidak memperkaya diri dan keluarga.
Kita juga tidak ingin aparat desa kita menjadi OKB (orang kaya baru) hanya karena sering memotong uang rakyat (korupsi). Ia juga tidak mudah memposisikan keluarganya atau kroninya pada posisi strategis dipemerintahan desa. Inilah penyakit bahaya yang harus dihindari oleh siapapun yang berkinginan menjadi pejabat desa.
Diluar 5 kriteria diatas, seorang calon kepala desa tentu harus memiliki program kerja nyata dan masuk akal yang akan dikerjakan bila ia terpilih menjadi kepala desa. Bila ia tidak memiliki program kerja yang jelas, itu artinya tidak ubahnya kita membeli kucing dalam karung. Tidak jelas warna, kesehatan dll.
Kira-kira kriteria itu yang bisa saya tawarkan sebagai bahan diskusi dan shering agar kita bisa memilih calon kepala desa yang baik dan mampu membuat perubahan ditengah masyarakat. Saya tidak tahu, calon mana saja yang memenuhi kriteria diatas – saya serahkan kepada Bapak-bapak,Ibu-ibu,Mas-mas,Mbak-mbak dan Saudara-saudara sekalian yang menilainya.
Advertisement
